Kapal dari Wuhan Diterjang Badai Pasir, Terusan Suez Macet Total

Kapal dari Wuhan Diterjang Badai Pasir, Terusan Suez Macet Total Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Tol laut Terusan Suez tiba-tiba macet total. Akibatnya 107 kapan tertahan. Padahal dua belas persen logistik dunia tergantung pada terusan Suez.

Apa yang terjadi? Kapal Ever Given dihantam . Loh? Silakan simak tulisan Dahlan Iskan di Disway dan HARIAN BANGSA pagi ini, 28 Maret 2021. Di bawah ini kami turunkan juga untuk pembaca BANGSAONLINE.com. Selamat membaca:

KERETA barang dari Wuhan (Tiongkok) berangkat ke Jerman. Waktunya hampir bersamaan dengan berangkatnya Ever Given dari Shenzhen (Tiongkok) ke Rotterdam (Belanda): Selasa 23 Maret lalu.

Dari Wuhan kereta barang itu jalan terus, menikung ke utara, menuju Moskow. Setelah berhenti sebentar di ibu kota Rusia itu, kereta berbelok ke selatan menuju kota Duisburg.

Tidak ada rel pintas lurus ke barat lewat Turki. Tidak bisa menghemat waktu: perjalanan kereta Wuhan-Duisburg itu 15 hari. Kini tiap hari ada saja kereta barang yang berangkat dari Tiongkok ke Eropa. Dari berbagai kota di Tiongkok ke berbagai kota di Eropa.

Kapal Ever Given punya jalan pintas: terusan Suez. Dari pada menikung ke selatan, melewati Tanjung Harapan di selatan Afrika.

Itu bisa hemat waktu 7 hari. Kalau lancar. Juga lebih aman: tidak diganggu bajak laut di laut timur Afrika.

Dari Shenzhen, kontainer itu mampir dulu di pelabuhan Tanjung Pelepas, Malaysia. Tanjung Pelepas adalah pelabuhan yang dibangun dalam periode pertama Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Tanjung Pelepas dijagokan untuk bersaing melawan pelabuhan Singapura. Karena itu letaknya hanya sepelemparan batu dari Singapura.

Dari Tanjung Pelepas salah satu terbesar di dunia itu lurus ke barat. Mengarungi Samudera Hindia. Terus ke barat lagi mendekati Jazirah Arab. Lalu memasuki Laut Merah –yang pernah ''dibelah'' oleh tongkat Nabi Musa itu.

Setelah satu malam menyusuri Laut Merah, menjelang subuh, itu memasuki Terusan Suez. Itulah tol laut buatan untuk cepat sampai ke Laut Tengah.

''Sungai buatan'' itu lebarnya 200 meter. Kapal itu sendiri lebarnya 50 meter. Tapi panjangnya –duile– 400 meter.

Rencananya itu akan menyusuri terusan Suez selama 7 jam. Panjang terusan itu memang hanya 200 Km tapi tidak boleh berlayar terlalu cepat. Di bagian-bagian tertentu, di kanan-kiri sungai itu, terbuat dari tanah berpasir. Kapal yang berjalan cepat bisa menimbulkan gelombang: menghantam pinggiran sungai.

Ever Given baru 2 jam berlayar di sungai buatan itu. Langit seharusnya mulai terang: jam 6.30 pagi, waktu setempat. Tapi modern itu (selesai dibangun tahun 2018 di Jepang) tidak terlihat jelas. Nahkoda juga tidak bisa melihat ke sekitar. Pagi itu terjadi badai yang bukan sembarang badai: . Menurut media di Mesir, kecepatan angin di saat badai itu mencapai 39 Km/jam.

Inilah salah satu kelemahan raksasa: bidang yang diterpa badai sangat luas. Apalagi Ever Given penuh dengan tumpukan kontainer. Dari muka sampai belakang. Sampai-sampai, sekilas, ini seperti gedung tinggi yang berderet-deret rapat. Badai menerpa Ever Given.

Posisi pun berubah. Buritannya mengarah ke tepi barat sungai. Kepalanya bersandar ke tepi timur terusan. Kapal sepanjang 400 meter ini pun memblokade terusan yang lebarnya 200 meter.

Panjangnya memang dua kali dari lebarnya terusan. Maka posisi pun diagonal: memblokade total terusan Suez sisi selatan.

Kapal berhenti jegreg di situ. Dua ujungnya terperosok di pinggiran sungai yang lebih dangkal. Berbagai upaya menggerakkan gagal. Buritannya terbenam dalam ke dalam lumpur.

Kalau saja badai itu datang satu jam kemudian, Ever Given akan selamat. Di depan sana, di bagian tengah terusan itu, ada danau besar yang dalam: Danau Pahit. Terusan Suez memotong danau itu.

Tapi badai datang terlalu pagi. Suez tersumbat di tengahnya. Lalu-lintas di terusan sepanjang 200 Km itu pun berhenti total. Ada 107 di belakang Ever Given yang tertahan. Masih ada 41 yang terpaksa parkir di Danau Pahit. Lalu ada 89 yang dari arah utara menuju Laut Merah. Semua berhenti. Kian hari kian banyak yang tertahan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO