Masa Darurat Covid-19, Stok Gula di Kota Batu Makin Menipis

Masa Darurat Covid-19, Stok Gula di Kota Batu Makin Menipis Usai sidak ke Pasar Batu mengecek sembako, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso sidak ke kantor PMI Kota Batu.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Di masa darurat Covid-19, persediaan pasir di Kota Batu kian menipis. Bahkan di pasaran terancam mengalami kelangkaan.

Menipisnya stok juga dibarengi dengan harga yang mahal dan kian tak terkendali. Bahkan, kini sudah menembus Rp 20 ribu. Hal itu jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 12.500.

Punjul Santoso, Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penangngan Bencana non Alam dan Penanganan Percepatan Covid 19 Kota Batu ditemui usai inspeksi mendadak (sidak) di beberapa toko modern dan tradisional serta kantor PMI Kota Batu, Jumat (27/3), membenarkan stok pasir di Kota Batu menipis.

"Setelah melakukan sidak bersama dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Batu, Dinas Ketahanan Pangan ternyata stok pasir di Kota Batu menipis yang diakibatkan adanya pembatasan pembelian Pasir," ujar Punjul Santoso yang juga Wakil Wali Kota Batu ini.

Menurutnya, pembelian pasir oleh konsumen belakangan ini dibatasi. Di toko modern, konsumen hanya boleh beli maksimal 2 hingga 4 kilogram saja.

Meski demikian, ketersediaan kebutuhan bahan pokok (sembako) lainnya di pasaran di Kota Batu masih aman dan terkendali. Seperti ketersediaan beras, minyak goreng, tepung, dan telur.

Selain menipisnya ketersediaan pasir, kata Punjul, di masa darurat Corona, masker dan hand sanitizer juga mengalami kelangkaan. Stok masker dan hand sanitizer sudah sulit didapatkan baik di toko obat maupun di apotek. Menurutnya, kelangkaan ini terjadi sudah dua pekan lalu.

"Disinfektan sudah tidak ada di pasaran, apotek, toko obat, maupun di pasar modern," pungkasnya. (asa/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO