GRESIK,BANGSAONLINE.com - Ibu mertua dari Wardatun Thoyyibah, korban perampokan dan pembunuhan di Kecamatan Dukun, Gresik, merasa terpukul dan syok atas meninggalnya sang menantu.
Khuzaini (65), ibu mertua korban, mengira menantunya meninggal karena digigit ular lantaran terdapat sejumlah lubang di lehernya.
BACA JUGA:
- Nama Bu Min dan Anis Kian Menguat untuk Dampingi Gus Yani Maju Pilkada Gresik 2024
- Pura-Pura Dirampok, Perempuan Cantik dari PPS Gresik Ditangkap
- Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
- Bapak dan Anak Tenggelam ke Sungai Sidoarjo-Gresik, Petugas Lakukan Pencarian
"Saat melihat Datun (panggilan akrab korban) ada sejumlah lubang di lehernya, saya kira menantu saya digigit ular. Baju daster yang dipaka Datun juga banyak darah," kata Khuzaini kepada wartawan.
Dia mengaku baru sadar kalau menantunya menjadi korban pembunuhan oleh perampok setelah anaknya, Mahfud (45) memberitahukan kalau uang Rp150 juta beserta handphone yang disimpan di laci almari raib.
"Saya baru sadar kalau itu perampokan, setelah anak saya (Mahfud), mengetahui uang yang disimpan di lemari kamar tidak ada dan pintu belakang terbuka," ungkapnya.
Khuzaini lantas menceritakan awal mula dia mengetahui menantunya dibunuh oleh perampok.
Sekitar pukul 03.00 WIB Khuzaini bertandang ke rumah anaknya, Mahfud, yang bersebelahan.
Tujuannya, untuk membangunkan anak dan menantunya untuk sahur. Dia lantas mengetuk pintu rumah Mahfud. Namun, tak ada jawaban. Dia lantas kembali ke rumah.
Ketika itu, Khuzani merasa tidak curiga kalau ada perampokan di rumah anak dan menantunya.
Dia tantas pergi ke masjid desa untuk menjalankan jamaah salat subuh. Usai salat, Khuzaini pulang. Dia lantas ke dapur dan membersihkan piring dan tempat makan untuk sahur.
"Usai bersih-bersih di dapur saya tiduran lantas ketiduran. Pada saat itu, anak saya Mahfud datang ke rumah dan membangunkan saya sambil minta tolong," ungkapnya.