PMII Jember Beberkan Jejak Kelam Kepemimpinan Hendy-Firjaun Selama 2 Tahun

PMII Jember Beberkan Jejak Kelam Kepemimpinan Hendy-Firjaun Selama 2 Tahun PJ Sekdakab Jember, Arief Tjahjono, saat menerima massa aksi yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kepemimpinan Hendy-Firjaun di Kota Suwar-Suwir selama 2 tahun sejak 26 Februari 2021, dianggap runyam oleh ratusan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (). Persoalan sosial serta penuntasan reforma agraria menjadi landasan mereka menggelar demo di Kantor Pemkab .

"Kami mencoba memberikan warning kepada segenap masyarakat jejak kelam kepemimpinan selama dua tahun ini, agar menjadi atensi bersama," kata Ketua PC , Bayu Wicaksono, Selasa (28/2/2023).

Menurut dia, slogan 'Wes Wayahe Mbenahi ' dan ' Kueren' tampaknya tidak begitu tercermin dalam pembangunan di bawah kepemimpinan Hendy-Firjaun. Pasalnya, meski terus membanggakan capaian 1.200 km pengaspalan jalan yang dikerjakan selama 9 bulan, nyatanya tidak berumur sampai satu tahun.

Karena, kata Bayu, aspal proyek tidak sesuai spek dan rusak, serta banyak tambalan saat ini. Selain itu, persoalan sosial di wilayah pesisir selatan karena penertiban tambak liar tidak dilaksanakan semestinya, serta permasalahan agraria yang terkesan diabaikan.

"Meski mereka menutupi rapor merah dengan publikasi capaiannya, kami berharap agar pihak pemkab segera berbenah atau lebih baik mereformasi kepemimpinan," ujarnya.

Ia pun menjelaskan soal isu kolusi dan nepotisme di Pemkab , seperti pembagian serapan APBD yang kerap dipecah dengan nilai kecil, sehingga pengerjaan proyek bisa dilakukan tanpa melalui proses tender.

"Memiliki otoritas di daerah, bukan berarti secara aji mumpung bagi-bagi proyek kerjaan untuk kroni saja, tapi lebih pada mengemban amanah dan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat," paparnya.

Bayu menegaskan, PC tidak berdiri sendiri dalam aksi refleksi kepemimpinan Hendy-Firjaun. Aspirasi yang digaungkan merupakan rangkuman dari suara masyarakat di .

"Seperti halnya pro kontra pertambangan di sejumlah titik, hingga para petani yang kerap mengalami penyerobotan lahan untuk segelintir kepentingan investor yang masuk ke ," tuturnya.

"Ini bukan hanya suara dari kami sebagai kelompok mahasiswa, namun memang catatan dari segenap elemen masyarakat yang masih memiliki kesadaran untuk mengontrol kekuasaan di ," imbuhnya.

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO