Bayu Skak, Pencipta Film Bahasa Jawa, Angkat Harga Diri Surabaya, Malang, dan Jawa Timur

Bayu Skak, Pencipta Film Bahasa Jawa, Angkat Harga Diri Surabaya, Malang, dan Jawa Timur Bayu Skak. Foto: wikipidea

Bayu anak seorang alumni SMK yang kini bekerja di Freeport, Papua. Sudah 30 tahun ayahnya bekerja di sana. Sesekali sang ayah dapat liburan untuk berkumpul dengan istrinya yang membesarkan anak di Malang. Usia Bayu kini 29 tahun. Bayu masih punya satu adik perempuan: baru saja lulus kuliah.

Sejak kecil Bayu suka menggambar animasi. Ia sendiri suka menonton film animasi. "Begitu UM membuka jurusan animasi saya mendaftar," katanya. Di situlah Bayu mengenal ilmu animasi. Juga ilmu penggunaan kamera.

Tahun 2009, Bayu mulai membuat video pendek: Wong Edan (orang gila). Teman-temannya ia minta berakting seperti orang gila. Lucu-lucu. Itulah video pertama yang ia unggah ke YouTube. Tanpa memikirkan apakah ada hasil uangnya.

Lalu bikin video lagi: Valentine Dancuk. Isinya: kekesalan para jomblo di hari Valentine. Diunggah lagi. Disenangi. Jadilah Bayu . Punya banyak penggemar.

Video pertama dan kedua itu ia abadikan dengan HP Sony Ericson. Milik temannya. HP milik Bayu sendiri merek Nokia. Tidak ada kameranya.

Bayu dan teman-temannya itu awalnya hanya main-main. Sering iseng. Mereka adalah sekelompok pertemanan yang sedang kesel. Maka nama Bayu pun menjadi (Sekelompok Anak Kesel). Nama itu mengalahkan nama aslinya: Bayu Eko Moektito.

Tahun 2013 mulailah Bayu tahu: dari YouTube bisa mendapat uang. Maka ia tambah rajin membuat video dan mengunggahnya.

Bayu juga sempat bekerja di JTV –yang pemilik lamanya Anda sudah tahu. Satu tahun di JTV, Bayu punya program siaran sendiri. "Saya sering lihat Pak Dahlan rapat. Tapi takut mendekat," guraunya.

TV-TV nasional pun mengejar Bayu. Tapi ia tidak tergoda untuk larut jadi orang Jakarta. Ia ingin tetap berakar di daerah. Lalu memperjuangkan daerah. Termasuk ingin menciptakan banyak kesempatan bagi anak-anak muda daerah. "Masak orang daerah terus jadi penonton. Kalau lagi ada syuting di daerah, mereka hanya jadi horee-man," ujarnya. "Tidak boleh lagi seperti itu," tambahnya.

Bayu berhasil jadi pahlawan untuk itu. Pahlawan perjuangan harga diri orang daerah. Hasilnya: kini Bayu tidak sulit lagi cari pemeran yang bisa berbahasa Jawa.

Tidak lagi seperti di Lara Ati. Waktu itu Bayu harus mengajari pemain utama wanita berbahasa Jawa. Sampai satu bulan lamanya. "Sebulan penuh saya harus terus ngomong Jawa dengan dia," ujar Bayu. Yang ia maksud adalah Tatjana Saphira yang memerankan Si Ayu.

Tatjana campuran Indonesia-Jerman. Tidak bisa berbahasa Jawa. Pun sesudah sebulan didril oleh Bayu. Tetap saja bahasa Jawanya tidak sempurna.

Maka Bayu mencari akal. Dalam cerita itu dibuatlah Ayu dulu sekolah SD di Surabaya. Lalu sekolah ke Jerman sampai tinggal di sana puluhan tahun. "Dengan demikian penonton bisa memaklumi kalau logat Ayu kurang sempurna," ujar Bayu.

Saya bisa menerima itu. Justru di situ menariknya. Lebih lucu. Toh ini film komedi.

Suatu kali Bayu harus mengajari 19 orang pemeran film yang belum bisa berbahasa Jawa. Sulit tapi ia lakukan. Saking kuatnya keinginan untuk sukses bahwa bahasa Jawa bisa hidup di era globalisasi.

Bayu juga membuat serial animasi. Sudah 22 seri. Sudah ditayangkan di ANTV. Ia sudah mulai mengerjakan sesi berikutnya. Lihatlah animasinya. Tentang ayam di asrama mereka. Tingkahnya aneh-aneh. Terutama ketika ada seekor ayam yang bercita-cita ingin jadi rocker. Lucu sekali.

Bayu masih jomblo. Ia sudah membuat sejarah di dunia film. Industri kreatif mendukungnya untuk terus membuat sejarah baru.

Itulah sebabnya ia tidak mau hanya fokus di YouTube. "Untuk menghasilkan uang sih memang harus di YouTube. Tapi saya tidak akan bisa menghasilkan langkah-langkah besar," katanya. "Di YouTube saya hanya akan muter-muter di situ saja," tambahnya.

Banyak anak muda ingin sukses jadi . Ternyata Bayu sudah di tahap gelisah dengan kesuksesannya.

Setelah satu jam asyik mengobrol bunyi ting-tong keluar dari sound system. Pesawat sudah diperbolehkan terbang. Saya pun pindah ke kursi saya yang asal. Hari sudah gelap. Apalagi mendung di atas Juanda juga tebal. (Dahlan Iskan).

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan meilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO