PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Lembaga Pertanian dan Peternakan Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jawa Timur, Ahmad Yani mengkritik pemerintah dalam menangani ketersediaan pangan.
Hal itu disampaikan karena adanya perbedaan pernyataan antara Kementerian Pertanian yang menyatakan surplus beras, sementara Bulog tetap ditugasi untuk mengimpor beras.
BACA JUGA:
- Terima Bantuan dari Kementan, Pj Gubernur Jatim Optimis akan Hal ini
- Pastikan Stok dan Harga Stabil, Pj Wali Kota Mojokerto Sidak Mamin Jelang Lebaran
- Badan Pangan Nasional Bersama Bulog Gelar Pasar Murah di Depan TMP Kota Kediri
- Gandeng Pemkab dan Bulog, Polres Pasuruan Gelar Bazar Sembako Murah Ramadan
"Prinsipnya ketersediaan pangan di negeri ini harus aman terlebih dahulu, apapun keadaannya. Apalagi kita sedang memasuki musim-musim kritis terkait dengan cuaca yang sangat ekstrem yang bisa mengganggu produksi pangan," ucap Yani kepada HARIAN BANGSA melalui telepon selulernya, Jumat (02/12/2022).
Dia meminta pemerintah memastikan keamanan pangan dengan mengutamakan serapan produksi dalam negeri yang dihasilkan oleh petani sendiri.
"Paradigma ketahanan pangan harus dinaikkan menjadi kedaulatan pangan. Artinya seluruh stakeholder pangan negara harus senapas dalam mendorong, mendukung, mengedukasi, dan melindungi kepentingan petani," cetusnya.
"Para petani di negeri ini adalah pahlawan kehidupan bangsa, bukan sebaliknya, dengan bermain hitungan kapital semata dengan meraka," ujarnya.