Takut Melamar Gadis karena Gaji Kecil, Peserta Bedah Buku di Pasuruan Ingin Kaya Seperti Kiai Asep

Takut Melamar Gadis karena Gaji Kecil, Peserta Bedah Buku di Pasuruan Ingin Kaya Seperti Kiai Asep Suasana acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Palm Resto Kota Pasuruan, Ahad (25/9/2022). Hadir Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan M Mas'ud Adnan sebagai nara sumber. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

Ia kemudian menemukan doa dan salat hajat dalam Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali. Menurut , judulnya sangat manarik. “Addu’a alladzi laa yuraddu. Doa yang tak akan ditolak oleh Allah SWT,” kata .

Dalam bab An-Nawafil (Salat-salat Sunnah) itu juga menemukan kaifiyah salat hajat 12 rakaat dengan enam kali salam.

“Doa dan salat malam itu oleh Pak Mas’ud ditulis dalam buku itu,” katanya sembari mengatakan bahwa salat hajat 12 rakaat itu dipungkasi dengan salat witir tiga rakaat dua kali salam.

lalu mencari waktu yang mustajab untuk mengamalkan salat hajat 12 rakaat itu.

“Saya melaksanakan salat hajat 12 rakaat itu satu jam sebelum Subuh,” kata sembari mengutip Hadits yang intinya pada malam terakhir sebelum Subuh itu adalah waktu istijabah.

“Setelah salat 12 rakaat kita sujud. Kita sujud di luar salat,” katanya. Saat itulah, tutur , kita memanjatkan doa seperti yang tertulis dalam buku bagian akhir itu.

“Tapi kalau kita belum hafal bisa kita ganti dengan tasbih dan salawat, masing-masing 12 kali,” tuturnya.

Nah, seusai membaca doa atau tasbih dan salawat itulah kita sampaikan hajat-hajat kita kepada Allah SWT. “Saya biasanya sampai 20 menit karena permintaan saya kepada Allah banyak sekali. Ndak apa-apa. Saya tidak malu. Karena Allah senang kalau kita mintai. Beda dengan manusia. Kalau manusia tidak senang, jika kita mintai, apalagi permintaanya banyak,” katanya.

Sementara Mas’ud Adnan mengungkapkan bahwa adalah putra ulama besar. “ adalah putra KH Abdul Chalim, ulama besar dari Leuwimunding Majalengka Jawa Barat,” kata CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com itu.

Menurut Mas’ud, Kiai Abdul Chalim adalah teman karib KH Abdullah Wahab Hasbullah. “Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Chalim itu bersahabat sejak sama-sama mondok di Makkah,” tuturnya.

Ketika pulang ke Indonesia, tutur Mas’ud, dua pemuda itu terus bersahabat. “Karena sejak di Makkah sudah punya komitmen untuk berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia,” tuturnya.

Maka ketika sudah berada di Indonesia dua sahabat itu bertemu lagi. “Di bawah mentor Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab dan Kiai Abdul Chalim kemudian mendirikan NU,” kata Mas’ud Adnan.

Bahkan ketika para ulama membentuk Komite Hijaz, Kiai Abdul Chalim itulah yang mengantarkan surat ke ulama se-Jawa dan Madura. 

“Bisa kita lihat dalam dokumen NU. Pada kepengurusan PBNU pertama, Kiai Wahab Hasbullah Hasbullah tercatat sebagai Katib Awal yang kalau sekarang Katib Am Syuriah PBNU. Sedang Kiai Abdul Chalim tercatat sebagai Katib Tsani. Rais Akbarnya Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari, sedang Ketua Tanfidznya Haji Hasan Gipo,” kata Mas’ud Adnan.

Karena itu, kata Mas’ud, wajar jika kita menghormati mengingat ia dzurriyah muassis NU.

“Dulu waktu saya belajar NU, saat masih sekolah di Madrasah Tsanawiyah, saya banyak membaca tulisan pengamat NU. Nah, pengamat itu menulis tentang trandisi tawaddlu NU. Saking tawaddlu’nya jangankan kepada putra-putri pendiri NU, kepada kambing dan ayamnya pun sangat hormat,” kata alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu. 

Dalam acara itu hadir Ketua PC Pergunu Ustadz Ikhwan Mahmud, Anggota DPRD Jatim KH Muzammil Syafii, Ketua Muslimat NU dan pengurus PCNU serta Banom NU, terutama Pergunu. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Heboh, Bayi Diduga Hasil Hubungan Gelap Ditemukan Warga Kota Pasuruan di Saluran Irigasi Sawah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO