GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua DPRD Gresik, Much Abdul Qodir, meminta manajemen PT Freeport Indonesia (FI) yang tengah membangun pabrik smelter di kawasan JIIPE, Kecamatan Manyar, transparan dalam kebutuhan tenaga kerja.
"Karena dari awal Smelter PT Freeport belum terbuka tentang kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga disnaker tak bisa menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bisa diakses tenaga kerja kita (warga Gresik)," ucapnya kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (1/5/2022).
Ia mengungkapkan, bahwa porsi tenaga kerja yang direkrut untuk bekerja di proyek smelter, mulai groundbreaking hingga kontruksi saat ini, masih sekadar wacana.
"Buktinya apa? Karena dari 1.800 pekerja yang direkrut smelter hingga April 2022, hanya berapa ratus saja berasal dari warga Gresik," tutur Ketua DPC PKB Gresik ini.
Menurut dia, kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan smelter sementara ini belum bisa dipenuhi oleh masyarakat yang masuk ring 1 proyek. Yaitu Kecamatan Manyar dan Bungah.
"Maka dari itu, bisa ngambil tenaga kerja kita dari ring 2. Bahkan semua wilayah di Kabupaten Gresik," cetusnya.
Qodir mendesak Freeport tak hanyak mempublikasikan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, namun terkait kualifikasinya juga.
"Agar kami bersama pemerintah bisa menyiapakan orangnya. Apakah melalui pelatihan cepat, atau dengan pola lain agar tenaga kerja dari angka pemgangguran kita terserap lebih cepat. Langkah ini yang lagi kami mintakan kepada pihak disnaker untuk segera menfasilitasi," jelasnya.