Tak Mau Makan Berwadah Melamin, Kiai Asep Akui Pernah Ditipu Orang Miliaran Rupiah

Tak Mau Makan Berwadah Melamin, Kiai Asep Akui Pernah Ditipu Orang Miliaran Rupiah Dari Kiri: Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Tokoh Pers Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof Dr , MA, mengakui bahwa dirinya berkali-kali ditipu orang. Dan itu dalam jumlah yang sangat besar. Miliaran rupiah.

“Seandainya saya tak ditipu orang, sejak usia 40 tahun saya sudah seperti sekarang (kaya raya),” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim dalam acara Harlah ke-70 Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Sarasehan bertema Membangun Manusia Indonesia di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (8/4/2022) sore.

Ungkapan Kiai Asep itu menjawab pernyataan tokoh pers nasional Dahlan Iskan yang juga menjadi narasumber pada acara tersebut.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, dalam sarasehan yang dimoderatori Mohammad Ghofirin itu, Dahlan Iskan mengatakan bahwa Kiai Asep Saifuddin Chalim adalah sosok sempurna, karena merangkap guru, entrepreneur, sekaligus kiai. 

Tokoh pers itu mengutip kata pengantar dari Chairul Tanjung yang ada di buku tersebut. “Guru itu mulia, guru merangkap kiai lebih mulia lagi, tapi guru merangkap kiai, pengusaha lagi, itu langka,” katanya.

(Dari Kiri: Mohammad Ghofirin, Dahlan Iskan, KH D Zawawi Imron dan Prof Dr , MA. Foto: instagram/dahlaniskan19)

Menurut Dahlan, Kiai Asep merupakan pengusaha sejati. Kata dia, pengusaha belum sukses dan sempurna kalau belum ditipu orang. Dan, Kiai Asep pun sudah pernah ditipu oleh orang. Hal itulah yang membuat Kiai Asep menjadi pengusaha besar seperti saat ini.

Kiai Asep mengakui memang pernah ditipu orang. Tapi Kiai Asep punya prinsip sangat mulia. Lebih baik didzalimi orang dari pada mendzalimi orang. Karena itu Kiai Asep tak mempersoalkan orang yang menipunya. Dengan prinsip itu, ternyata derajat Kiai Asep makin tinggi dan berkibar. Bahkan makin kaya. Sebaliknya, orang yang menipu justru semakin terpuruk.

Kiai Asep juga merespons pernyataan M Mas’ud Adnan yang menyebut Kiai Asep sangat hati-hati dalam hal makanan. Terutama dari segi halal dan haramnya. 

Menurut Kiai Asep, makanan yang tak halal akan memandulkan doa. Karena itu,Ppengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu menolak keras mengonsumsi makanan haram. Jangankan haram, makanan subhat saja Kiai Asep tak mau.

Sebelumnya, Mas’ud Adnan bercerita bahwa Kiai Asep bukan saja tidak mau makan makanan haram. Pakai wadah yang meragukan saja tidak mau.

“Kiai Asep tak mau makan makanan yang wadahnya terbuat dari melamin,” kata Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, yang juga jadi narasumber pada acara yang dihadiri para kiai dan tokoh masyarakat serta pengurus Pergunu dari seluruh Jawa Timur itu.

Wartawan senior itu kemudian bercerita tentang pengalamannya bersama Kiai Asep.

“Saya beberapa kali ikut Kiai Asep makan di restoran. Beliau selalu menolak . Beliau selalu minta piring yang bukan melamin. Kalau gak ada piring yang bukan melamin, Kiai Asep lebih baik makan pakai wadah daun. Bahkan Kiai Asep pernah marah karena dikasih ,” kata Mas’ud Adnan.

Kenapa tak mau melamin? “Karena ada doktor lulusan Jepang yaitu Dr Fadly bercerita bahwa melamin itu terbuat dari tulang. Sedang tulang itu diimpor dari Tiongkok. Ada kemungkinan tulang yang diimpor itu adalah tulang babi. Karena itu Kiai Asep tak mau makan pakai ,” ungkap Mas’ud Adnan lagi.

(Prof Dr , MA, pada acara Harlah ke-40 Pergunu dan Sarasehan bertema Membangun Manusia Indonesia di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (8/4/2022). Foto: Revol Afkar/ BANGSAONLINE.com)

Menurut Mas’ud Adnan, Kiai Asep selalu menjaga diri agar tak berbuat maksiat. “Karena beliau meyakini bahwa kekuatan utamanya adalah doa. Kiai Asep menyakini bahwa sukses beliau adalah berkat doa,” kata Mas’ud Adnan.

Namun Kiai Asep tentu tak hanya berdoa. “Apakah hanya cukup berdoa? Tentu saya juga menjalani sebagai pendidik,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pergunu itu.

Nah, dalam kapasitasnya sebagai pendidik itulah, Kiai Asep menunjukkan profesionalitasnya sebagai guru yang berbasis pesantren. Kiai Asep mengingatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya cita-cita luhur kemerdekaan RI. Yaitu Indonesia maju, adil, dan makmur.

“Dan tanggung jawab itu ada pada guru,” kata Kiai Asep sembari mengingatkan bahwa anggaran pendidikan nasional mencapai 20 persen.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO