Terima Kasih Pendeta Saifuddin Ibrahim! Anda Bersihkan Islam dari Stigma Teroris dan Radikal

Terima Kasih Pendeta Saifuddin Ibrahim! Anda Bersihkan Islam dari Stigma Teroris dan Radikal Pendeta Saifuddin Ibrahim dan istrinya, Sara Ayu Ibrahim. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Aksi-aksi kekerasan verbal yang dilontarkan Pendeta Saifuddin Ibrahim ke publik semakin menarik kita cermati. Pendeta yang foto-fotonya banyak berpelukan dengan istrinya di media sosial itu mengusulkan agar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dipuji sebagai menteri toleran dan damai menghapus 300 ayat Al Quran. Alasannya ayat-ayat Al Quran mengandung kekerasan kepada non muslim. Bahkan ia terang-terangan menuding pondok pesantren telah memproduksi .

Karena itu ia minta Yaqut merombak kurikulum pesantren dan mengganti semua gurunya. Menag Yaqut tak memberi respons sendiri, meski penistaan agama yang dilakukan Pendeta Saifuddin Ibrahim itu heboh. Yang tampil justru Ishfah Abidal Aziz, Staf Khusus Menteri Agama.

Justru Menko Polhukam Mahfud MD yang secara tegas mengatakan bahwa apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin Ibrahim itu penistaan agama dan membuat gaduh. Karena itu ia minta aparat kepolisian memproses secara hukum dan menutup akun youtubenya.

Tapi Pendeta Saifuddin Ibrahim bukannya reda. Pendeta yang mengaku akan melarang umat naik haji ke Makah seandainya dia menjadi menteri agama itu justru semakin kalap.

Pendeta itu malah menantang carok Menko Polhukam Mahfud MD. Ia mengajak duel Mahfud MD sampai mati karena menteri asal Madura itu minta polisi untuk memprosesnya.

(Pendeta Saifuddin Ibrahim dalam tangkapan layar)

Pendeta Saifuddin Ibrahim juga menantang Mahfud MD main catur. Taruhananya nyawa, yang kalah harus lompat ke jurang.

“Berani carok dengan saya? Ayo kita carok. Mati, matilah. Halelluyah! Atau kita main catur? Berdua main catur? Siapa yang kalah lompat ke jurang. Berani?,” tantang Pendeta Saifuddin Ibrahim dalam video yang diunggah di akun YouTubenya.

Sebagai pendeta tentu apa yang dilakukan Saifuddin Ibrahim adalah ekspresi atau perintah agama yang ia anut. Yaitu Kristen. Apalagi ia mengekspresikan perintah agama Kristen yang dianutnya secara terbuka kepada publik.

Nah, kita sekarang berpikir jernih. Kita jawab pertanyaan secara jujur sesuai nurani:

Sebenarnya agama atau Kristen yang dan ? Kalau agama Kristen mengajarkan kasih sayang – seperti ditampar pipi kanan berilah pipi kiri - kenapa Pendeta Saifuddin Ibrahim justru berperilaku sebaliknya? Kasar, brutal, bahkan menantang carok yang jelas-jelas merupakan aksi kekerasan? Benarkah ajaran kasih yang digembar-gemborkan orang Kristen hanya kamuflase? Tentu Pendeta Saifuddin Ibrahim yang bisa jawab!

Saya baru tahu kalau dalam agama Kristen ada perintah carok dan main catur dengan taruhan nyawa: yang kalah harus melompat ke jurang. Padahal dalam “pertandingan” biadab dan tak berperikemanusiaan yang ditawarkan Pendeta Saifuddin Ibrahim itu jelas-jelas dilarang: Haram.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO