Cargill - USAID Indonesia Bantu Warga Miskin Gresik Dapatkan Akses Air Minum Layak dan Sanitasi Aman

Cargill - USAID Indonesia Bantu Warga Miskin Gresik Dapatkan Akses Air Minum Layak dan Sanitasi Aman Wabup Aminatun Habibah menyaksikan penandatanganan nota serah terima program sambungan air minum dan sanitasi aman dari Cargill dan USAID Indonesia. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melaksanakan serah terima program sambungan air minum dan sanitasi aman di Kabupaten Gresik, Kamis (10/2) pagi tadi.

Proyek sambungan air minum dan sanitasi tersebut merupakan bagian dari program Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua () yang bermitra dengan .

Serah terima ini diselenggarakan di (WEP) Gresik, Jalan Jaksa Agung Suprapto yang dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah dan perwakilan penerima manfaat.

Program pembanguna sarana air minum dan sanitasi aman ini dilaksanakan di 4 kelurahan, yaitu , Sidokumpul, Lumpur, dan Tlogobendung.

Hasil dari kemitraan ini adalah, 212 KK di , Sidokumpul, dan Tlogobendung telah mendapatkan akses air minum dari PDAM, dan 81 KK di Kelurahan Lumpur dan Sidokumpul telah mendapatkan akses sanitasi yang layak.

Program ini dikontribusikan sebagai upaya untuk mengurangi praktek buang air besar sembarangan (BABS) di Kabupaten Gresik. dan menggandeng Yayasan Cempaka dalam program ini.

Sebagai bagian dari masyarakat Gresik, memiliki pabrik di kawasan industri Manyar Gresik dan terus menunjukkan kepedulian sosialnya kepada masyarakat di Kabupaten Gresik.

"Cargill selalu berkomitmen untuk membantu peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi perusahaan di mana kami beroperasi. Melalui program ini, kami berharap masyarakat Kabupaten Gresik akan semakin sehat dan hidup lebih layak karena telah mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang aman," ucap Agung Baskoro, Perwakilan

Program ini tidak hanya membangun fisik, tetapi juga membangun kesadaran dan kebiasaan warga, khususnya untuk tidak mencemari sungai di belakang rumah mereka. "Proses komunikasi dan sosialisasi di awal cukup susah, khususnya dalam memberi pemahaman kepada warga yang belum memiliki fasilitas jamban yang baik dan benar agar tidak langsung membuang kotoran ke sungai," ungkapnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO