DPD APTRI Malang Sayangkan Pemerintah Pusat Keburu Impor Gula
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Iwan Irawan
Minggu, 25 November 2018 18:09 WIB
MALANG, BANGSAONLINE.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kebonagung dan petani tebu se-Malang Raya mengeluhkan kebijakan Pemerintah RI, yang keburu-buru impor gula dari luar negeri seperti India, Thailand, dan Australia sebesar 1,1 juta ton.
Pasalnya, stok gula di daerah, khususnya di wilayah Malang Raya melimpah ruah (surplus) sebesar 130 ribu ton. Rinciannya berupa gula kristal putih (GKP) dan gula kristal rafinasi (GKR) hasil dari musim penggilingan di dua pabrik yakni PG. Kebonagung (55 ribu ton) dan PG. Krebet (75 ribu). Hal ini membuat persedian gula itu meluber hingga ke luar gudang.
BACA JUGA:
Lansia di Malang Meninggal Usai Dianiaya Tetangganya di Dekat Makam Leluhur
Modus Sewa Kamar Kos, Pria di Kota Malang Gondol Motor
Empat dari Enam Pelaku Perampokan Rumah Pegawai Koperasi di Malang Ditetapkan Sebagai Tersangka
Pasangan Sejoli di Kota Malang Terekam Kamera CCTV Berbuat Mesum
"Di tingkat nasional, Jawa Timur telah menyumbang kebutuhan gula nasional sebesar 50 persen yakni 1,1 juta ton dari pasokan nasional sebesar 2,2 juta ton," terang Dwi Irianto, Ketua DPD APTRI Kebonagung.
Meski begitu, Dwi tak menampik impor tersebut untuk persiapan (stok) kebutuhan gula secara nasional di tahun 2019. Impor gula diakibatkan kebutuhan gula secara nasional sebesar 5,8 ton belum tercukupi.
"Dan Indonesia hanya mampu menyediakan kebutuhan gula di masyarakat sebesar 2,2 juta ton, sehingga masih minus 3,8 juta ton gula," tegasnya.
Simak berita selengkapnya ...