Tak Punya ID Card, Ratusan PWNU-PCNU tak Bisa Ikut Pembukaan Muktamar | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tak Punya ID Card, Ratusan PWNU-PCNU tak Bisa Ikut Pembukaan Muktamar

Sabtu, 01 Agustus 2015 22:51 WIB

Tampak dua ID card yang berbeda antara Muktamirin yang pro AHWA (kiri) dan ID card untuk Muktamirin yang menentang AHWA (kanan). (foto: rony suhartomo/BANGSAONLINE)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Aksi protes kembali mewarnai proses registrasi peserta Muktamar NU ke-33 di GOR Merdeka Jombang, Sabtu (1/8). Setelah pada hari pertama terjadi kericuhan atas sikap arogan panitia, kali ini beberapa muktamirin (peserta muktamar) marah dan memprotes panitia pendaftaran lantaran merasa diperlakukan diperlakukan diskriminatif. Perlakuan diskriminatif ini menurut para muktamirin lantaran mereka secara tegas menolak diterapkannya mekanisme AHWA pada pemilihan Rois Aam Syuriah PBNU dalam muktamar nanti. (Baca juga: -kisruh" style="background-color: initial;">Panitia Arogan, Proses Registrasi Awal Peserta Muktamar NU Kisruh)

Sebanyak 9 orang menerobos masuk melalui pintu samping gedung pendaftaran. Setelah di dalam ruangan, mereka berteriak melancarkan protes. Menurut mereka, muktamirin yang menolak penerapan AHWA diberi ID Card (kartu pengenal) peserta muktamar yang berbeda dengan muktamirin pro-AHWA.

Perbedaannya cukup mencolok. ID Card pro-AHWA memuat nama, foto, dan barcode. Sedangkan bagi peserta muktamirin yang menolak AHWA, hanya diberi ID Card kosong alias tanpa foto, tanpa nama, dan tanpa barcode. "Padahal sesuai informasi, ID Card kosongan seperti ini hanya bisa digunakan untuk menghadiri pembukaan muktamar. Sedangkan untuk mengikuti sidang, harus menggunakan ID card yang lengkap dengan nama, foto dan barcode,” kata Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik, Khusnul Khuluq.

Khusnul Khuluq mengaku, saat ini sudah ada puluhan peserta muktamar yang diberi ID card berbeda dengan yang resmi tersebut. “Tapi bisa jadi nanti ada ratusan jika tidak dilakukan pembenahan. Sebab, saya sendiri mewakili 407 orang untuk mempertanyakan persoalan ini,” tandas Khusnul.

Didi Hudaya, Ketua PCNU Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengeluh, registrasi saat ini ribet karena semua muktamirin harus datang sendiri-sendiri ke loket untuk dicatat. Ini beda dengan registrasi saat Muktamar di Makassar lima tahun lalu, yang proses registrasi dilakukan secara kolektif oleh perwakilan PCNU dan PWNU. “Baru kali ini registrasi seperti ini diterapkan. Jadinya, semua muktamirin harus antre," jelas Didi.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

 Tag:   muktamar-nu

Berita Terkait

Bangsaonline Video