Produksi Gula dan Tebu di Jawa Timur Sumbang 49,55 Persen Nasional
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Selasa, 13 Desember 2022 19:56 WIB
PALANGKARAYA, BANGSAONLINE.com - Produksi gula di Jawa Timur tahun ini mencapai 49,55 persen atau sebanyak 1.192.034 ton dari total produksi gula nasional sebanyak 2.405.907 ton. Sedangkan untuk produksi tebu di Jawa Timur sebanyak 47,65 persen atau setara dengan 17.362.620 ton.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) itu, Jawa Timur kembali mempertahankan predikatnya sebagai provinsi dengan produksi gula dan tebu tertinggi secara nasional.
BACA JUGA:
Pesan Khofifah saat Halal Bihalal dengan 1.600 Guru se-Bakorwil Madiun
Dinobatkan sebagai Tokoh Pengembangan Industri Halal, Khofifah: Jadi Penguat dan Penyemangat
Khofifah Sebut IKA Unair Dukung Penuh Upaya Percepatan Indonesia Emas Sebelum 2045
Hardiknas 2024, Khofifah: Maksimalkan Merdeka Belajar, Siapkan Generasi Menuju Indonesia Emas 2045
Tidak hanya tertinggi secara nasional, produksi tebu tahun ini juga mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar 14.767.763 ton atau 47,63 pesen dari produksi tebu nasional dan menghasilkan gula sebesar 1.087.415 ton.
Sementara provinsi peraih posisi kedua ialah Lampung dengan persentase 30 persen atau sebanyak 723.707 ton, dan ketiga ialah Jawa Tengah dengan persentase 7 persen atau sebanyak 169.962 ton.
Jika dirinci, produksi tebu kabupaten/kota tertinggi di Jawa Timur tahun ini di posisi pertama ialah Malang sebanyak 3.102.260 ton, kedua Lumajang dengan hasil gula sebanyak 2.225.963 ton, dan ketiga ialah Jombang sebanyak 1.217.931 ton.
Gubernur Khofifah mengatakan bahwa peningkatan produksi ini diharapkan dapat menjadi modal bagi Indonesia mewujudkan swasembada gula, dan Jawa Timur sebagai barometer gula nasional. Mantan Menteri Sosial itu juga berpesan agar para petani tebu memanfaatkan transformasi digital dalam proses pengolahan tebu hingga menjadi gula.
"Dengan menggunakan sistem digital, tentunya kualitas juga akan ikut meningkat karena lebih produktif dan efisien. Sehingga dapat termonitor mulai dari mencari bibit yang baik, lalu proses panen termasuk transparansi kadar redemen gula," ujarnya saat melakukan Misi Dagang di Palangkaraya, Selasa (13/12/2022).
Gubernur pun mengingatkan agar para petani terus merawat komunikasi dan koordinasi dengan beberapa instansi yang memiliki pusat penelitian, dalam hal untuk mengasilkan kualitas bibit tebu agar menghasilkan kadar rendemen yang baik. Menurut dia, jika berasal dari bibit yang baik, dan memiliki kualitas baik serta bongkar ratunnya terukur, tingkat rendemennya juga akan baik.
Simak berita selengkapnya ...